MAKALAH SEJARAH PEMINATAN
PERISTIWA BANDUNG LAUTAN API
KELAS XI IIS 1
ANGGOTA KELOMPOK 1 :
1.
ACHMAD MAHENDRA (01)
2.
DIDIT EKA SAPUTRA (07)
3.
ENY DWI LESTARI (11)
4.
HERWINDRA ACHMAD (14)
5.
RICO OKIANA (28)
6.
RINDA ROMADHONI (29)
7.
SRI WAHYUNINGSIH (33)
8.
TITIS WAHYU U. (34)
9.
YUT INDARTI (37)
10. ZULAIKAH (38)
SMA NEGERI 1
GARUM
TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kesempatan
dan kesadaran, karena kami selaku penyusun dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya dan makalah ini sebagai salah satu tugas di semester II
yang harus kami selesaikan tentang “Peristiwa Bandung Lautan Api”.
Penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna karena penyusun sendiri masih dalam proses belajar, sehingga
penyusun mengharap kritik dan saran dari pembaca agar saya selaku pembuat
makalah sekaligus peneliti selanjutnya menjadi lebih baik. Tak lupa peneliti
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Anis selaku guru Sejarah Peminatan yang telah membimbing kami untuk membuat
makalah ini sesuai dengan aturan, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Garum,
23 April 2015
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar
Isi
Bab
1 Pendahuluan
1. Latar
Belakang Masalah
2. Rumusan
Masalah
3. Tujuan
Penulisan
4. Manfaat
Penelitian
Bab
2 Pembahasan
1. Latar
belakang peristiwa Bandung Lautan Api
2. Tujuan peristiwa
Bandung Lautan Api
3. Rangkaian peristiwa Bandung
Lautan Api
4. Dampak peristiwa Bandung
Lautan Api
Bab 3 Penutup
1.
Kesimpulan
2.
Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Indonesia menerima penjajahan
puluhan tahun lamanya,bahkan Indonesia dijajah selama 3,5 abad oleh Bangsa
Belanda. Siksaan, kelaparan, kemiskinan, bahkan ada yang tewas, semua itu
dilalui oleh Bangsa Indonesia semasa penjajahan Belanda. Berbagai peristiwa termasuk
peperangan juga dilalui oleh Bangsa Indonesia untuk memperoleh kemerdekaannya.
Setelah mengalami perjuangan yang berat untuk memperoleh kemerdekaan, pada
akhirnya Indonesia dapat mencapai cita-cita kemerdekaannya.
Akan tetapi, perjuangan Indonesia
tidak hanya sampai disitu saja. Di tengah-tengah usaha pemerintah Indonesia
menata kehidupan bangsa kearah yang lebih baik, Belanda terus mencoba berbagai
cara agar dapat kembali menduduki Indonesia dan menjajah serta menguasai
berbagai hasil pangan dan industri milik Indonesia.
Berbagai jalur perundingan telah
dilalui oleh Indonesia dan Belanda untuk mempertahankan kemerdekaan ini. Namun,
Belanda selalu melanggar dan menyerang Indonesia. Akibatnya jalur diplomasi ini
tidak digunakan lagi dan Pemerintah Indonesia melakukan perlawanan bersenjata
untuk mengusir Belanda keluar dari Ibu Pertiwi ini. Salah satu peristiwa
perlawanan bersenjata yakni Bandung Lautan Api. Sekutu yang melakukan ultimatum
meminta rakyat dan TRI meninggalkan Bandung, namun sebelum mengosongkan Bandung
mereka membungihanguskan kota Bandung, hingga dikenal peristiwa ini.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa latar belakang yang mendasari
terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api?
2. Apa tujuan dari peristiwa Bandung
Lautan Api?
3. Bagaimana Rangkaian peristiwa
Bandung Lautan Api?
4. Apa dampak-dampak dari peristiwa
Bandung Lautan Api?
C.
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui latar belakang yang
mendasari terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api.
2. Untuk mengetahui tujuan dari
peristiwa Bandung Lautan Api.
3. Untuk mengetahui rangkaian peristiwa
Bandung Lautan Api.
4. Untuk mengetahui dampak dari
peristiwa Bandung Lautan Api.
D.
Manfaat Penulisan
1. Dapat mengetahui Untuk mengetahui
latar belakang yang mendasari terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api.
2. Dapat mengetahui tujuan dari
peristiwa Bandung Lautan Api.
3. Dapat mengetahui rangkaian peristiwa
Bandung Lautan Api.
4. Dapat mengetahui dampak dari
peristiwa Bandung Lautan Api.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Latar Belakang Peristiwa Bandung Lautan Api
Awal
tahun 1900, Bandung sempat dicalonkan sebagai ibukota Hindia Belanda, dengan
rencana memindahkan Batavia ke Bandung. Maka langkah persiapan itu
direncanakan, salah satunya dengan membangun bangunan-bangunan pemerintahan dan
pemukiman dengan rencana tata ruang yang baik. Sehingga pada kurun waktu
tersebut, kota Bandung mengalami pembangunan yang intensif. Pembangunan itu pun
membuat Bandung menyimpan banyak karya arsitektur bergaya Indo-Eropa.Tetapi
karena Jepang mengalahkan Belanda dalam Perang Dunia Ke-II, akhinya Belanda
harus menyerahkan Indonesia kepada Jepang.
Setelah
Perang Asia Pasifik berakhir, sekutu membagi wilayah Asia mejadi beberapa
wilayah kekuasaan dan wilayah Indonesia diserahkan oleh Jendral Terauchi kepada
Admiral Lord Louis Mountbatten pada tanggal 12 September 1945 di Singapura.
Semenjak
Jepang menyerah kepada Sekutu pada Perang Pasifik yang berlanjut dengan
berkumandangnya proklamasi Republik Indonesia tentara Jepang di berbagai kota
di Indonesia mulai dilucuti dan meninggalkan kota. Tentara Sekutu sebagai
pemenang perang pun hadir dengan puluhan ribu tentara untuk mengawasi dan
melucuti tentara Jepang di berbagai kota terutama Jakarta, Semarang dan
Surabaya dengan yang dipimpin oleh tentara Inggris, dikomandoi Gubernur Jendral
Mallaby.
Hadirnya
Sekutu ternyata diboncengi oleh Netherlands Indische Civil Administration
(NICA) yang masih ingin menguasai sebuah negara yang baru merdeka. Perang Revolusi Indonesia pun terjadi dengan semangat
yang jauh lebih besar sebagai bangsa yang merdeka. Kota Surabaya menjadi pemicu
perlawanan terhadap Sekutu dan NICA. 10 November 1945, tentara dan rakyat
Indonesia bertempur habis-habisan mempertahankan kota hingga satu bulan lebih.
Peristiwa tersebut kita kenang sebagai Hari Pahlawan.
Semarang
pun tak luput dari usaha pendudukan kembali Belanda. Pertempuran rakyat dan TNI
di Ambarawa pada tanggal 15 Desember 1945 kita kenang dengan sebutan Palagan
Ambarawa.
Bagaimana
dengan Bandung? Bandung memilih jalan damai –ABCD, Anak Bandung Cinta Damai–
meskipun semenjak hari proklamasi Badan Keamanan Rakyat (BKR) dibentuk,
menyusul bulan Oktober Laskar Wanita Indonesia (LASWI) didirikan, hingga ke
satuan Pelajar Pejuang. Di bidang perjuangan lainnya yaitu jalur
diplomasi Oto Iskandar Di Nata memimpin cara damai agar
Jepang keluar dari Bandung. Di saat yang sama Sekutu dan NICA juga telah hadir
melucuti tentara Jepang dan berusaha menduduki kota Bandung.
Jalur
diplomasi ternyata belum tentu disukai semua pihak. Tidak hanya Oto yang
dikecam, masyarakat Bandung pun disindir sebagai orang lemah, tak punya
semangat revolusi, tak berani mengangkat senjata, dan banyak sindiran lain
terutama setelah peristiwa 10 November dan Palagan Ambarawa terjadi.
Perjuangan
Oto mengakibatkan Sekutu dan NICA tidak berhasil secara de jure menduduki
kota Bandung, namun Si Jalak Harupat malah diculik oleh Laskar Hitam yang
kabarnya adalah usaha pihak yang tak suka dengan cara Oto di jaman revolusi
tersebut. Musibah lain pun datang, sungai Cikapundung meluap menelan ratusan
korban jiwa. Kesempatan ini dipakai oleh Sekutu dan NICA untuk menggempur kota
Bandung dan menguasainya di akhir November 1945.
Jalan
diplomasi tetap dilakukan, namun corong berani Si Jalak Harupat telah
menghilang diculik bersama Residen Priangan, Walikota dan Ketua Komite Nasional
Indonesia Priangan.
Pada
tanggal 21 November 1945, Tentara Sekutu mengeluarkan
ultimatum pertama agar kota Bandung bagian utara dikosongkan oleh pihak
Republik Indonesia selambat-lambatnya tanggal 29
November
1945. Para milisi dan pejuang kemerdekaan Republik Indonesia harus menyerahkan
senjata yang mereka rampas dari Tentara Kekaisaran Jepang. Karena apabila
ultimatum penyerahan tersebut tidak diindahkan, tentara Sekutu akan mengambil
tindakan militer untuk menegakkan tujuan tersebut.
Peringatan
ini tidak dihiraukan oleh pihak tentara Republik. Sejak saat itu sering terjadi
bentrokan senjata dengan tentara Sekutu. Kota Bandung terbagi menjadi dua, Bandung Utara dan Bandung
Selatan.
Oleh karena persenjataan yang tidak memadai, pasukan TKR dan para pejuang
lainnya tidak dapat mempertahankan Bandung Utara. Akhirnya Bandung Utara dikuasai
oleh tentara Sekutu.
Pada
tanggal 23 Maret1946 tentara Sekutu kembali mengeluarkan
ultimatum ke-2. Mereka menuntut agar semua masyarakat dan pejuang TKR
mengosongkan kota Bandung bagian selatan. Perlu diketahui bahwa sejak 24 Januari 1946, TKR telah mengubah namanya
menjadi TRI.
Demi
mempertimbangkan politik dan keselamatan rakyat, pemerintah memerintahkan TRI
dan para pejuang lainnya untuk mundur dan mengevakuasi Bandung Selatan. setelah
mengadakan musyawarah, para pejuang sepakat untuk menuruti perintah pemerintah.
Tapi mereka tidak mau menyerahkan kota Bandung bagian selatan itu secara utuh.
2.
Tujuan Peristiwa Bandung Lautan Api
Setelah
ultimatum pertama oleh Belanda, kota Bandung bagian utara tidak dapat
dipertahankan oleh Tentara Republik Indonesia, akibat kurang memadainya pasokan
persenjataan. Sehingga tentara dan rakyat harus mengosongkan daerah tersebut.
akan tetapi Bandung bagian selatan belum berhasil di kalahkan oleh Belanda.
Oleh karena itu, Belanda mengeluarkan ultimatum kedua pada tanggal 23 Maret
untuk mengusir TRI dan rakyat mengosongkan Bandung selatan. Tetapi ultimatum
itu tidak disambut baik oleh rakyat dan TRI akan tetapi disambut dengan
pertempuran oleh mereka. Saat pertempuran berlangsung pemerintah mengeluarkan
intruksi agar daerah Bandung Selatan dikosongkan. Akan tetapi, TRI berencana
meninggalkan Kota Bandung Selatan dalam keadaan tidak utuh, mereka tidak
mengingini kota Bandung dapat digunakan sebagai markas strategis militer oleh
Belanda. TRI ingin melakukan penghancuran besar-besaran di kota Bandung Selatan
yakni sarana milik Belanda. Tetapi TRI juga melakukan pembakaran terhadap rumah
warga sipil.
Pertempuran
yang paling seru terjadi di Desa Dayeuhkolot, sebelah selatan Bandung, di mana
terdapat pabrik mesiu yang besar milik Sekutu. TRI bermaksud menghancurkan
gudang mesiu tersebut. Untuk itu diutuslah pemuda Muhammad Toha dan Ramdan.
Kedua pemuda itu berhasil meledakkan gudang tersebut dengan granat tangan.
Gudang besar itu meledak dan terbakar, tetapi kedua pemuda itu pun ikut
terbakar di dalamnya.
3.
Rangkaian Peristiwa Bandung Lautan Api
Awal
Mula
Surat
Kabar De Waarheid sebagaimana dikutif Soeara Merdeka Bandung (Juli 1946)
memberitahukan bahwa di Downingstreer 10. London, pada awal tahun 1946, Inggris
menjanjikan penarikan pasukannya dari Jawa Barat dan menyerahlan Jawa Barat
kepada Belanda, yang selanjutnya akan menggunakan sebagai basis militer untuk
menghadapi Republik Indonesia.
Kesepakatn
dua sekutu Inggris dan NICA (Nederlands Indie Civil Administration) Belanda itu
memunculkan perlawanan heroic dari masyarakat dan pemuda pejuang di Bandung,
ketika tentara Inggris dan NICA melakukan serangan militer ke Bandung. Tentara
sekutu berusaha untuk menguasai Bandung, meskipun harus melanggar hasil
perundingan dengan Republik Indonesia.Saat itu, para pemuda dan pejuang di
Bandung sedang berjuang merebut senjata dari tangan tentara Jepang. Tentara
Sekutu menuntut agar senjata-senjata yang terlah direbut para pemuda diserahkan
kepada mereka.
Tentara
sekutu memberikan ultimatum pertama pada 21 November 1945. Dengan alas an untuk
menjaga keamanan, mereka menuntut agar Kota Bandung bagian utara dikosongkan
oleh pihak Indonesia selambat-lambatnya pada 29 November 1945.
Adapun
batas kota bagian utara dan selatan adalah rel kereta api yang melintasi Kota
Bandung. Para pejuang Republik Indonesia tidak mau mengindahkan ultimatum
Sekutu tersebut. Sejak saat itu, sering terjadi insiden antara pasukan Sekutu
dan pejuangf Republik.
Pada
25 November 1945, rakyat Bandung ditimpa musibah yakni banjir besar akibat
meluapnya Sungai Cikapundung. Bencana alam tersebut menelan ratusan korban yang
dihanyutkan derasnya arus sungai. Ribuan pendudk Bandung juga kehilangan
tempat tinggal.
Serangan
Tentara Sekutu dan Belanda
Keadaan
bururk rakyat bandung tersebut dimanfaatkan tentara Sekutu dan Belanda atau
NICA (Netherland Indies Civil Administration). Mereka menyerang rakyat yang
sedang tertimpa musibah.
Pada
5 Desember 1945 pesawat-pesawat tempur Inggris mengebom daerah Lengkong Besar.
Selanjutnya, pada 21 November 1945, tentara Sekutu kembali menjatuhkan bom di
Kota Bandung, tepatnya di daerah Cicadas.
Tentara
Sekutu dan NICA Belanda, yang menguasai wilayah Bandung Utara (wilayah di utara
jalan kereta api yang membelah kota Bandung dari timur ke baratt), memberikan
ultimatum (23` Maret 1946) supaya Tentara Republik Indonesia (TRI) mundur
sejauh 11 km dari pusat kota (wilayah di selatan jalan kereta api dikuasai TRI)
paling lambat pada tengah malam tanggal 24 Maret 1946. Tuntutan itu
disetujui Pemerintah Republik Indonesia di Jakarta, padahal Markas Besar di
Yogyakarta telah memerintahkan TRI untuk mempertahankan setiap jengkal tanah
Bandung.
Perintah
Pengosongan Kota Bandung
Dari
Jakarta, Pemerintah Republik Indonesia memerintahkan agar TRI mengosongkan Kota
Bandung. Mentri Keamanan Rakyat Mr. Amir Sjarifuddin tiba di Bandung dengan
perintah kepada TRI untuk mengundurkan diri dari Kota Bandung.
Sementara
itu, dari Markas TRI di Jogjakarta datang perintah yang berbeda. Tentara
Republik Indonesia diinstruksikan untuk tidak meninggalkan Kota Bandung.Walau
dengan berat hati, TRI di Bandung akhirnya mematuhi perintah dari Jakarta. Akan
tetapi, sebelum meninggalkan Kota Bandung, para pejuang Republik melancarkan
serangan kea rah kedudukan-kedudukan tentara Sekutu.
Bandung
Lautan Api
Selain
menyerang kedudukan tentara sekutu, para pejuang juga membumihanguskan Kota
Bandung bagian selatan. Pembumihangusan Kota Bandung tersebut diputuskan
melalui Musyawarah Majelis Persatuan Perjuangan Priangan (MP3) pada 24 Maret 1946
Keputusan
musyawarah tersebut diumumkan oleh Kolonel Abdoel Haris Nasoetion selaku
Panglima Divisi III/Periangan. Beliau juga meminta rakyat untuk meninggalkan
kota.
Pada
siang tanggal 24 Maret 1946, TRI dan masyarakat mulai mengosongkan Bandung
Selatan dan mengungsi ke selatan kota. Pembakaran diawali pada pukul 21.00 di
Indisch Restaurant di utara Alun-alun (BRI Tower sekarang). Para pejuan dan
masyarakat membakari bangunan penting di sekitar jalan kerata api dari Ujung
Berung hingga Cimahi. Bersamaan dengan itu, TRI melakukan serangan ke wilayah
utara sebagai “upacara” pengunduran diri dari Bandung, yang diiringi kobaran
api sepanjang 12 km dari timur ke barat Bandung membara bak lautan api dan
langit memerah mengobarkan semangat juang.Saat itu, listrik di Kota Bandung
juga mati.
Pasukan
sekutu pun mulai menyerang. Pertempuran sengit terjadi karena para pejuang
Republik memberikan perlawanan hebat. Di Desa Dayeuhkolot, sebelah selatan
Bandung, pertempuran paling dahsyat terjadi. Di Dayeuhkolot terdapat gudang
mesiu yang dikuasai sekutu.
Pihak
Rebublik bermaksud menghancurkan gudang mesiu tersebut. Dua orang pemuda,
Muhammad Toha dan Muhammad Ramdan diutus untuk meledakkan gudang mesiu di
Dayeukolot tersebut. Dua pemuda pemberani tersebut berhasil melaksanakan tugas
berat itu.
Mereka
meledakkan gudang mesiu dengan granat tangan. Akan tetapi, Muhammad Toha dan
Muhammad Ramdan ikut terbakar bersama gudang mesiu yang mereka ledakkan.
Semula, staf pemerintah Kota Bandung memutuskan akan tetap tinggal di dalam kota.
Namun, demi keselamatan mereka ikut keluar kota pada pukul 21.00
Sekitar
pukul 24.00 Bandung Selatan telah dikosongkan dari penduduk dan Tentara
Republik Indonesia. Akan tetapi, api masih membakar kota. Kota Bandung telah
berubah menjadi lautan api.
4.
Dampak Peristiwa Bandung Lautan Api
Dampak
terhadap Rakyat Indonesia :
Peristiwa
Bandung Lautan Api ini memberikan kerugian yang sangat besar bagi masyarakat
Bandung, karena kerusakan infrastruktur yang terjadi akibat peristiwa itu. Oleh
karena rumah rakyat sipil juga terbakar sehingga menyebabkan kerugian bagi
rakyat.
Dampak terhadap Sekutu :
Dampak
yang ditimbulkan oleh aksi bumi hangus dari para “pahlawan” itu terhadap gerak
ofensif sekutu sama sekali bukanlah rintangan. Gerak ofensif sekutu yang membangun
basis disekitar Bandung Utara tidaklah mendapat hambatan dari bangunan-bangunan
yang dibakar. Selain itu pula, bangunan-bangunan besar buatan masa kolonial
dengan tembok dan struktur bangunannnya yang kokoh yang dicoba untuk diledakan
dengan peledak buatan lokal oleh pihak TRI ternyata tidak menghasilkan
kerusakan yang berarti. Dalam beberapa pekan kemudian bangunan-bangunan itu
sudah bisa dipergunakan kembali.
Selain
itu, NICA Belanda berhasil menguasai Jawa Barat sepenuhnya melalui Perjanjian
Renville (17 Januari 1948) yang menekan Pemerintah Republik Indonesia untuk
mengosongkan Jawa barat dari seluruh pasukan tentara Indonesia, menyusul
kegagalan agresi militer 20 Juli – 4 Agustus 1947. NICA melanggar`gencatan
senjata dan terus menggempur basis pertahanan tentara Indonesia hingga Januari
1948. Pasukan Indonesia (Divisi Sliwangi) terpaksa hijrah ke Jawa Tengah
pada`tanggal 1 – 22 Pebruari 1948.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
ü Peristiwa Bandung Lautan Api di
latar belakangi oleh adanya ultimatum dari sekutu yaitu sekutu meminta TRI dan
rakyat Bandung Utara dan Selatan untuk mengosongkan dan menyerahkan seluruh
senjata rakyat kepada sekutu namun permintaan itu di tolak dengan menyambut
ultimatum itu dengan pertempuran. Namun pada saat pertempuran berlangsung
Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan intruksi agar TRI untuk mengosongkan
kota Bandung. Tetapi sebelum menggalkan kota Bandung TRI dan Rakyat
membumihanguskan kota Bandung Selatan.
ü Peristiwa Bandung Lautan Api terjadi
dengan tujuan TRI yang tidak ingin meninggalkan Kota Bandung dalam keadan utuh
dan dapat di gunakan sebagai markas strategis militer oleh Belanda dengan cara
melakukan penghancuran secara besar-besaran di kota Bandung Selatan terutama
sarana milik belanda salah satunya yaitu gudang mesin milik belanda.
ü Berawal dari sekutu yang memasuki
bandung, dan mengeluarkan ultimatum pertama untuk melakukan perintah
pengosongan di Bandung utara. Selanjutnya ultimatum kedua di Bandung Selatan.
Perintah itu ditolak oleh rakyat dan TRI dan disambut dengan pertempuran.
Tetapi saat pertempuran berlangsung pemerintah melakukan instruksi agar rakyat
dan TRI mengosongkan daerah tersebut. TRI berencana untuk meninggalkan Bandung
selatan dalam keadaan tidak utuh sehingga tidak digunakan sebagai markas
militer Belanda, oleh karenanya mereka membumihanguskan Bandung selatan yang
dikenal dengan peristiwa Bandung Lautan Api.
ü Peristiwa Bandung Lautan Api tidak
hanya berdampak bagi Rakyat Bandung tetapi juga berdampak bagi Sekutu yaitu:
·
Dampak terhadap Rakyat Indonesia berupa banyakx
infrastruktur dan rumah warga sipil yang rusak dan lenyab akibat kebakaran yang
terjadi sehingga menimbulkan kerugian bagi Rakyat Bandung
·
Dampak terhadap Sekutu tentang peristiwa Bandung lautan Api
tidak begitu besar karena bangunan-bangunan yang di bangun oleh pemerintah
kolonial sangat kokoh dan hanya di hancurkan dengan peledak buatan local
sehingga kerusakan yang terjadi tidak begitu berarti dan untuk
memperbaiki apa yang rusak dapat di lakukan dalam waktu yang cepat dan bangunan
tersebut dapat di gunakan kembali
2.
Saran
Bandung
lautan api merupakan tragedi yang terkenal dalam kehidupan masyarakat sejak
zaman orde lama, namun seiring dengan berjalannya waktu, sejarah tersebut mulai
dan sedikit demi sedikit sirna. Hal ini dapat dipengaruhi oleh bertambahnya
teknologi dan media-media hiburan yang menyajikan hal-hal yang tidak ada
sangkut pautnya dengan peristiwa-peristiwa penting dan bersejarah yang salah
satunya adalah tragedi “Bandung lautan api”.
Oleh
karena itu, kepada para pengguna media-media modern, walaupun zaman telah
berganti dan bertambah modern, jangan melupakan sejarah-sejarah bangsa
Indonesia dan dengan adanya fasilitas media yang yang canggih, diharapkan
sejarah bangsa Indonesia dapat dengan mudah diketahui dengan cara menyebar
luaskan sejarah tersebut.
Pemerintah
yang lebih berwenang mengeluarkan media-media informasi mengenai pendidikan
khususnya sejarah, kiranya dapat mengelurkan media atau fasilitas (buku,
artikel, informasi internet) yang dapat menjadi jembatan untuk mengetahui
sejarah Indonesia itu sendiri dalam bentuk sajian yang menarik. Dan kita harus
mensyukuri nikmat yang Tuhan berikan pada kita saat ini.
Daftar
Pustaka
ü https://www.google.co.id/search?q=bandung+lautan+api&client=firefox-beta&hs=z3h&rls=org.mozilla:en-
terimakasih informasinya :)
BalasHapusSama-sama Fahira :)
BalasHapusBatasan masalahnya gimana kak
BalasHapusBaccarat in the USA - Worrione
BalasHapusYou'll need 에볼루션 바카라 사이트 to play the game you love, or some variant of the game. A game of roulette can be played in a variety of different forms, including American, French